16 Februari 2011
14 Februari 2011
12 Februari 2011
11 Februari 2011
Sejarah Awal Mula Pulau Atlantis dan Hubungannya dengan Indonesia
Sejarah Awal Mula Pulau Atlantis
Benarkah Indonesia merupakan bagian dari pulau legendaris yang terkenal yaitu atlantis. Sebelum kita membahas kenapa Indonesia merupakan bagian dari Pulau Atlantis yang hilang. Kita harus tahu awal dari Atlantis itu sendiri atau Sejarah Awal Mula Pulau Atlantis.
Atlantis atau yang biasa disebut Atlantika merupakan suatu pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku dua bukunya yaitu Timaeus dan Critias.
Berdasarkan catatan dari plato Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules", dan mempunyai angkatan laut yang berhasil menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.(source:id.wikipedia.org)
Di era klasik pulau atlantis yang hilang ini sering dibicarakan, tetapi sebagian dari mereka tidak mempercayainya dan terkadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. Dan sekarang sedang ramai dibicarakan bahwa Indonesia merupakan bagian dari pulau atau kota atlantis yang hilang.
Jadi, Apakah benar atlantis itu ada ???
Atau hanya sebuah fiksi ???, bagaimana pendapatmu ?
Benarkah Atlantis Merupakan Indonesia
Setelah sebelumnya kita membahas mengenai Asal Mula Pulau Atlantis, sekarang saatnya kita membahas mengenai apakah benar Indonesia merupakan Pulau Atlantis yang hilang. Beikut merupakan tulisan seorang professor yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan bagian Atlantis.
Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.
MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dila kukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato's Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower) , Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, "Amicus Plato, sed magis amica veritas." Artinya,"Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran."
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.***
Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis
Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.
Benarkah Indonesia merupakan bagian dari pulau legendaris yang terkenal yaitu atlantis. Sebelum kita membahas kenapa Indonesia merupakan bagian dari Pulau Atlantis yang hilang. Kita harus tahu awal dari Atlantis itu sendiri atau Sejarah Awal Mula Pulau Atlantis.
Atlantis atau yang biasa disebut Atlantika merupakan suatu pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku dua bukunya yaitu Timaeus dan Critias.
Berdasarkan catatan dari plato Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules", dan mempunyai angkatan laut yang berhasil menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".
Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.(source:id.wikipedia.org)
Di era klasik pulau atlantis yang hilang ini sering dibicarakan, tetapi sebagian dari mereka tidak mempercayainya dan terkadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. Dan sekarang sedang ramai dibicarakan bahwa Indonesia merupakan bagian dari pulau atau kota atlantis yang hilang.
Jadi, Apakah benar atlantis itu ada ???
Atau hanya sebuah fiksi ???, bagaimana pendapatmu ?
Benarkah Atlantis Merupakan Indonesia
Setelah sebelumnya kita membahas mengenai Asal Mula Pulau Atlantis, sekarang saatnya kita membahas mengenai apakah benar Indonesia merupakan Pulau Atlantis yang hilang. Beikut merupakan tulisan seorang professor yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan bagian Atlantis.
Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.
MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis?
Plato (427 - 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dila kukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato's Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia. Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia, menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Konteks Indonesia
Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos, pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower) , Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk/posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, "Amicus Plato, sed magis amica veritas." Artinya,"Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran."
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya.***
Penulis, Direktur Kehormatan International Institute of Space Law (IISL), Paris-Prancis
Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D.
asal usul kehidupan part 2
Teori Abiogenesis
Teori Abiogenesis dikemukakan oleh Aristoteles (384 - 332 SM). Menurutnya, makhluk hidup itu terjadi secara spontan. Teori ini disebut teori generatio spontanea (makhluk hidup terjadi secara spontan). Pada abad XVIII Anthony van Leeuweenhoek (1632-1723) yang berkebangsaan Belanda berhasil membuat mikroskop. Dengan mikroskop ini ia dapat mengamati jasad-jasad renik yang ada dalam air bekas rendaman jerami. Dalam pengamatannya ia menemukan bahwa jasad-jasad renik itu berasal dari rendaman jerami (rendaman jerami maksudnya benda mati). Penemuan ini memperkuat teori Abiogenesis yang diungkapkan Aristoteles sebelumnya.
Pada tahun 1745 John Nedhaam (1713-1781) melakukan penelitian untuk membuktikan Teori Abiogenesis. Ia memasak sepotong daging dengan maksud untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada dalam dading tersebut. Setelah itu daging yang telah dimasak tadi ditaruh dalam stoples dan dibiarkan terbuka. Dalam pengamatan terhadap stoples tersebut ia menemukan adanya makhluk hidup (mikroorgamisme). Dari pengamatan ini ia menyimpulkan mikroorgamisme yang ada pada daging berasal dari daging.
Teori Biogenesis
Teori Abiogenesis yang dikemukakan oleh Aristoteles yang kemudian diperkuat oleh Leeuweenhoek dan Nedhaam, menjadi perdebatan selama ribuan tahun. Ilmuwan lain tidak tinggal diam dengan penemuan tersebut sebab penemuan menurut Teori Abiogenesis itu belum tentu benar. Salah satunya adalah Fransisco Redi (1627-1698) yang berkebangsaan Italia menentang teori yang diungkapkan oleh Aristoteles. Untuk membuktikan kesalahan pendapat Aristoteles. Ia melakukan eksperimen dengan menggunakan sebuah stoples yang diisi daging. Stoples I ditutup dengan kain kasa sedangkan stoples II dibiarkan terbuka. Beberapa hari kemudian pada stoples I belum dijumpai adanya mikroba sedangkan pada stoples II telah dijumpai adanya mikroba (ulat). Ulat ini tentu saja berasal dari telur lalat yang menghinggapi daging tersebut. Dari penelitiannya ini Fransisco Redi berpendapat bahwa makhluk hidup itu berasal dari makhluk hidup juga (ulat berasal dari telur lalat).
Ilmuwan lain yang menentang kebenaran Teori Abiogenesis adalah Lazzaro Spallanzani (1729-1799). Dalam percobaannya ia mengadakan eksperimen dengan menggunakan 2 buah labu yang diisi air kaldu. Labu I diisi air lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka. Labu II juga diisi air tetapi ditutup rapat-rapat. Untuk mencegah masuknya udara ke dalam Labu II, Spallanzani mengolesi mulut labu dan penutupnya dengan parafin cair. Tujuannya agar Labu II bebas dari udara luar. Setelah ia yakin benar bahwa labu II telah bebas dari udara bebas, kemudian dipanaskan.Kedua labu yang telah dipanaskan ini kemudian dibiarkan beberapa (Labu I terbuka dan Labu II tertutup rapat). Ternyata air kaldu pada Labu I menjadi lebih keruh dan baunya berubah. Sedangkan labu II airnya tetap seperti semula. Ia menyimpulkan bahwa eksperimen yang dilakukan oleh Leeuvanhoek adalah mikroorgamisme yang ada dalam rendaman jerami itu berasal dari makhluk hidup juga dan bukan dari rendaman jerami.
Pada tahun 1864 seorang Ilmuwan Prancis yang bernama Louis Pasteur (1822-1895), menyempurnakan percobaan yang dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani. Percobaan ini dilakukan karena ia mengganggap bahwa Teori Abiogenesis itu belum tentu benar. Ia mengadakan percobaan dengan menggunakan labu berleher angsa. Labu ini diisi air kaldu. Maksud dari penggunaan labu berleher angsa ini adalah untuk mencegah mikroorganisme masuk ke dalam labu. Kalau ada organisme (termasuk abu/benda mati) yang hendak masuk ke dalam labu, maka akan tertahap di mulut labu tersebut. Dalam percobaan ini Pasteur mengisi labu dengan air kaldu dan dididihkan agar labu menjadi steril. Setelah itu labu didinginkan dan dibiarkan selama beberapa hari. Ternyata, air kaldu dalam labu tetap menjadi jernih. Sebaliknya, air kaldu didekatkan ke leher labu (sedikit ditumpahkan), air kaldu dalam labu menjadi keruk. Hal inilah yang memperkuat dugaan Pasteur bahwa organisme ulat tidak berasal dari benda mati. Spallanzani berpendapat bahwa organisme (ulat) dalam air kaldu harusnya berasal dari organisme yang ada sebelumnya yaitu telur, dengan kata lain organisme berasal dari telur. (omne vivum ex ovo).
Dari percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, Lazzaro Spallanzani dan Fransisco Redi menggugurkan teori Abiogenesis, dan melahirkan konsep baru dengan slogan omne ovum ex vivo dan omne vivum ex ovo (telur berasal dari makhluk hidup dan makhluk hidup itu berasal dari telur).
Awal Kehidupan Menurut Al Qur'an
Kitab suci Al Qur'an yang merupakan kitab suci umat islam yang sejak abad VII Masehi sebenarnya telah menerangkan kepada kita bahwa makhluk hidup itu juga berasal dari makhluk hidup. Dalam Al Qur'an Surat Ar Ruum (30: 19) Allah berfirman:
Artinya:
Dialah (Allah) yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kabur). (Q.S. Ar Ruum, 30: 19).
Dari ayat di atas kalau kita lihat sepintas bahwa Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati, ini berarti bahwa makhluk hidup keluar/berasal dari yang mati. Namun maksud dari ayat ini tidaklah demikian. Yang mati di sini adalah bisa diibaratkan sebuah telur yang mengeluarkan anak ayam (anak ayam keluar dari telur). Kata "mati" dari kata "Almaiti" yang berarti mayat atau mati. Dari mana asal mayat tentu dari yang hidup. Kata "almaiti" juga bisa diartikan sebagai bangkai atau tumbuhan yang telah lapuk. Selain itu juga bisa berarti benda-benda lain yang telah lapuk karena proses perkaratan/pelapukan atau karena proses sintesis dari bakteri. Pelapukan ini tentu menjadikan tanah yang subur. Hal ini membuktikan bahwa makhluk hidup itu tetap berasal dari makhluk hidup sebelumnya dan bukan dari benda mati.
Pada kalimat "mengeluarkaan yang mati dari yang hidup" bisa dicontohkan teluar ayam keluar dari induknya. Tumbuhan yang tumbuh di tanah subur bisa berarti makhluk hidup tumbuh (berasal) di atas benda mati (tanah). Tanah yang subur membuat tanaman/pohon yang tumbuh subur. Lantas dari manakah asal kehidupan pertama kali jika kehidupan itu berasal dari kehidupan sebelumnya juga? Tentunya Allah-lah yang menjadikan kehidupan pertama kali. Dari zat hidup inilah kehidupan terus-menerus berlangsung. Dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup itu berasal dari makhluk hidup yang ada sebelumnya.
Jika kita perhatikan slogan dari teori Biogenesis yakni omne ovum ex vivo dan omne vivum ex ovo tentulah sama dengan ayat dalam Surat Ar Ruum di atas yakni makhluk hidup keluar dari yang mati (anak ayam berasal dari telur: omne vivum ex ovo) dan yang mati keluar dari makhluk hidup (telur berasal dari makhluk hodup: omne ovum ex vivo).
Wallaahu A'lamu bissawaab!
Teori Asal Mula Kehidupan
Teori Cosmoza menyatakan bahwa makhluk hidup datang di bumi dari bagian lain alam semesta ini.
Teori Pfluger menyatakan bahwa bumi berasal dari materi yang sangat panas sekali, kemudian bahan yang mengandung karbon(C), nitrogen(N) dan senyawa cyanogen(CN) membentuk protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
Teori Moore menyatakan bahwa hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses dalam larutannya yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu muncul, terbentuklah makhluk hidup.
Teori Allen menyatakan bahwa Energi matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi N,C,H,O, dan S dalam air membentuk protoplasma benda hidup.
Teori Transedental menyatakan bahwa benda hidup diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa diluar jangkauan sains.
Generatio Spontania (Aristoteles) menyatakan bahwa berdasarkan pengamatan, benda-benda hidup dapat timbul dari benda tak hidup. Selanjutnya oleh Harold Urey(1893), AJ. Oparin(1924), Stanley Miller(1936).
Jasad hidup sebagian besar tersusun atas ptotein. Protein tersusun atas asam amino, asam amino jika dipecah: CH4, H2O,H2, NH3 yang semuanya terdiriatom dasar: C,H,O,N
Teori Abiogenesis dikemukakan oleh Aristoteles (384 - 332 SM). Menurutnya, makhluk hidup itu terjadi secara spontan. Teori ini disebut teori generatio spontanea (makhluk hidup terjadi secara spontan). Pada abad XVIII Anthony van Leeuweenhoek (1632-1723) yang berkebangsaan Belanda berhasil membuat mikroskop. Dengan mikroskop ini ia dapat mengamati jasad-jasad renik yang ada dalam air bekas rendaman jerami. Dalam pengamatannya ia menemukan bahwa jasad-jasad renik itu berasal dari rendaman jerami (rendaman jerami maksudnya benda mati). Penemuan ini memperkuat teori Abiogenesis yang diungkapkan Aristoteles sebelumnya.
Pada tahun 1745 John Nedhaam (1713-1781) melakukan penelitian untuk membuktikan Teori Abiogenesis. Ia memasak sepotong daging dengan maksud untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada dalam dading tersebut. Setelah itu daging yang telah dimasak tadi ditaruh dalam stoples dan dibiarkan terbuka. Dalam pengamatan terhadap stoples tersebut ia menemukan adanya makhluk hidup (mikroorgamisme). Dari pengamatan ini ia menyimpulkan mikroorgamisme yang ada pada daging berasal dari daging.
Teori Biogenesis
Teori Abiogenesis yang dikemukakan oleh Aristoteles yang kemudian diperkuat oleh Leeuweenhoek dan Nedhaam, menjadi perdebatan selama ribuan tahun. Ilmuwan lain tidak tinggal diam dengan penemuan tersebut sebab penemuan menurut Teori Abiogenesis itu belum tentu benar. Salah satunya adalah Fransisco Redi (1627-1698) yang berkebangsaan Italia menentang teori yang diungkapkan oleh Aristoteles. Untuk membuktikan kesalahan pendapat Aristoteles. Ia melakukan eksperimen dengan menggunakan sebuah stoples yang diisi daging. Stoples I ditutup dengan kain kasa sedangkan stoples II dibiarkan terbuka. Beberapa hari kemudian pada stoples I belum dijumpai adanya mikroba sedangkan pada stoples II telah dijumpai adanya mikroba (ulat). Ulat ini tentu saja berasal dari telur lalat yang menghinggapi daging tersebut. Dari penelitiannya ini Fransisco Redi berpendapat bahwa makhluk hidup itu berasal dari makhluk hidup juga (ulat berasal dari telur lalat).
Ilmuwan lain yang menentang kebenaran Teori Abiogenesis adalah Lazzaro Spallanzani (1729-1799). Dalam percobaannya ia mengadakan eksperimen dengan menggunakan 2 buah labu yang diisi air kaldu. Labu I diisi air lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka. Labu II juga diisi air tetapi ditutup rapat-rapat. Untuk mencegah masuknya udara ke dalam Labu II, Spallanzani mengolesi mulut labu dan penutupnya dengan parafin cair. Tujuannya agar Labu II bebas dari udara luar. Setelah ia yakin benar bahwa labu II telah bebas dari udara bebas, kemudian dipanaskan.Kedua labu yang telah dipanaskan ini kemudian dibiarkan beberapa (Labu I terbuka dan Labu II tertutup rapat). Ternyata air kaldu pada Labu I menjadi lebih keruh dan baunya berubah. Sedangkan labu II airnya tetap seperti semula. Ia menyimpulkan bahwa eksperimen yang dilakukan oleh Leeuvanhoek adalah mikroorgamisme yang ada dalam rendaman jerami itu berasal dari makhluk hidup juga dan bukan dari rendaman jerami.
Pada tahun 1864 seorang Ilmuwan Prancis yang bernama Louis Pasteur (1822-1895), menyempurnakan percobaan yang dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani. Percobaan ini dilakukan karena ia mengganggap bahwa Teori Abiogenesis itu belum tentu benar. Ia mengadakan percobaan dengan menggunakan labu berleher angsa. Labu ini diisi air kaldu. Maksud dari penggunaan labu berleher angsa ini adalah untuk mencegah mikroorganisme masuk ke dalam labu. Kalau ada organisme (termasuk abu/benda mati) yang hendak masuk ke dalam labu, maka akan tertahap di mulut labu tersebut. Dalam percobaan ini Pasteur mengisi labu dengan air kaldu dan dididihkan agar labu menjadi steril. Setelah itu labu didinginkan dan dibiarkan selama beberapa hari. Ternyata, air kaldu dalam labu tetap menjadi jernih. Sebaliknya, air kaldu didekatkan ke leher labu (sedikit ditumpahkan), air kaldu dalam labu menjadi keruk. Hal inilah yang memperkuat dugaan Pasteur bahwa organisme ulat tidak berasal dari benda mati. Spallanzani berpendapat bahwa organisme (ulat) dalam air kaldu harusnya berasal dari organisme yang ada sebelumnya yaitu telur, dengan kata lain organisme berasal dari telur. (omne vivum ex ovo).
Dari percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, Lazzaro Spallanzani dan Fransisco Redi menggugurkan teori Abiogenesis, dan melahirkan konsep baru dengan slogan omne ovum ex vivo dan omne vivum ex ovo (telur berasal dari makhluk hidup dan makhluk hidup itu berasal dari telur).
Awal Kehidupan Menurut Al Qur'an
Kitab suci Al Qur'an yang merupakan kitab suci umat islam yang sejak abad VII Masehi sebenarnya telah menerangkan kepada kita bahwa makhluk hidup itu juga berasal dari makhluk hidup. Dalam Al Qur'an Surat Ar Ruum (30: 19) Allah berfirman:
Artinya:
Dialah (Allah) yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kabur). (Q.S. Ar Ruum, 30: 19).
Dari ayat di atas kalau kita lihat sepintas bahwa Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati, ini berarti bahwa makhluk hidup keluar/berasal dari yang mati. Namun maksud dari ayat ini tidaklah demikian. Yang mati di sini adalah bisa diibaratkan sebuah telur yang mengeluarkan anak ayam (anak ayam keluar dari telur). Kata "mati" dari kata "Almaiti" yang berarti mayat atau mati. Dari mana asal mayat tentu dari yang hidup. Kata "almaiti" juga bisa diartikan sebagai bangkai atau tumbuhan yang telah lapuk. Selain itu juga bisa berarti benda-benda lain yang telah lapuk karena proses perkaratan/pelapukan atau karena proses sintesis dari bakteri. Pelapukan ini tentu menjadikan tanah yang subur. Hal ini membuktikan bahwa makhluk hidup itu tetap berasal dari makhluk hidup sebelumnya dan bukan dari benda mati.
Pada kalimat "mengeluarkaan yang mati dari yang hidup" bisa dicontohkan teluar ayam keluar dari induknya. Tumbuhan yang tumbuh di tanah subur bisa berarti makhluk hidup tumbuh (berasal) di atas benda mati (tanah). Tanah yang subur membuat tanaman/pohon yang tumbuh subur. Lantas dari manakah asal kehidupan pertama kali jika kehidupan itu berasal dari kehidupan sebelumnya juga? Tentunya Allah-lah yang menjadikan kehidupan pertama kali. Dari zat hidup inilah kehidupan terus-menerus berlangsung. Dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup itu berasal dari makhluk hidup yang ada sebelumnya.
Jika kita perhatikan slogan dari teori Biogenesis yakni omne ovum ex vivo dan omne vivum ex ovo tentulah sama dengan ayat dalam Surat Ar Ruum di atas yakni makhluk hidup keluar dari yang mati (anak ayam berasal dari telur: omne vivum ex ovo) dan yang mati keluar dari makhluk hidup (telur berasal dari makhluk hodup: omne ovum ex vivo).
Wallaahu A'lamu bissawaab!
Teori Asal Mula Kehidupan
Teori Cosmoza menyatakan bahwa makhluk hidup datang di bumi dari bagian lain alam semesta ini.
Teori Pfluger menyatakan bahwa bumi berasal dari materi yang sangat panas sekali, kemudian bahan yang mengandung karbon(C), nitrogen(N) dan senyawa cyanogen(CN) membentuk protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
Teori Moore menyatakan bahwa hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses dalam larutannya yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu muncul, terbentuklah makhluk hidup.
Teori Allen menyatakan bahwa Energi matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi N,C,H,O, dan S dalam air membentuk protoplasma benda hidup.
Teori Transedental menyatakan bahwa benda hidup diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa diluar jangkauan sains.
Generatio Spontania (Aristoteles) menyatakan bahwa berdasarkan pengamatan, benda-benda hidup dapat timbul dari benda tak hidup. Selanjutnya oleh Harold Urey(1893), AJ. Oparin(1924), Stanley Miller(1936).
Jasad hidup sebagian besar tersusun atas ptotein. Protein tersusun atas asam amino, asam amino jika dipecah: CH4, H2O,H2, NH3 yang semuanya terdiriatom dasar: C,H,O,N
asal usul kehidupan part 1
Kapan dimana dan dengan cara bagaimana kehidupan di bumi ini berawal? adalah pertanyaan yang terus menggoda para ilmuwan.
Berbagai teori asal-usul kehidupan telah disusun oleh para pakar tetapi belum ada satupun teori yang diterima secara memuaskan oleh semua pihak.
Teori tentang asal-usul kehidupan yang pernah disusun oleh para ahli di antaranya:
1. Kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (ghalib) pada saat istimewa (teori kreasi khas)
2. Kehidupan muncul dari benda tak hidup pada berbagai kesempatan (teori generatio spontanea)
3. Kehidupan tidak berasal-usul (keadaan mantap)
4. Kehidupan datang di planet ini dari mana saja (teori kosmozoan)
5. Kehidupan muncul berdasar hukum fisika-kimia (evolusi biokimia)
Kita akan membahas teori no. 2 (teori generatio spontanea) dan teori no. 5 (evolusi biokimia).
Teori Generatio Spontanea
Disebut juga teori Abiogenesis pelopornya seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja pendapat ini masih terus bertahan sampai abad kc 17 -18 Anthony van Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek (salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerarni).
Beberapa ahli berusaha mengadakan penelitian untuk menyangkal teori generatio spontanea antara lain Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur.
Percobaan Redi dan Spallanzani masih belum dapat menumbangkan teori generatio spontanea karena menurut pendapat para pendukung teori tersebut bahwa untuk dapat timbul kehidupan secara spontan dari benda mati diperlukan gaya hidup dan gaya hidup pada percobaan Spallanzani dan Redi tidak dapat melakukan fungsinya karena stoples dan labu percobaan tersumbat rapat-rapat.
Pasteur mencoba memperbaiki percobaan Spallanzani dengan menggunakan tabung kaca berbentuk leher angsa atau huruf S untuk menutup labu walaupun labu tersumbat udara sebagai “sumber gaya hidup” dapat masuk ke dalam labu. Dengan percobaan ini Pasteur berhasil menumbangkan teori generatio spontanea
Evolusi Kimia
Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senyawa-senyawa organik kompleks.
Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala laboratorium. Ia merancang alat yang seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.
tabung miller
Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air dipanasi sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang bertindak sebagai “halilintar” agar gas-gas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi, terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa.
Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.
Evolusi Biologi
Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan “soppurba” tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai “selaput sel primitif” yang memberi stabilitas pada koaservat.
Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat menghasilkan “organisme heterotrofik” yang dapat mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi dari “sop purba” yang kaya akan bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup.
Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul, karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan rohani yang meliputi moral, etika, estetika dan inteligensia.
Teori - teori asal usul kehidupan
Teori asal usul kehidupan pada kategori pertama adalah Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea. Teori Generatio Spontanea ini mengatakan bahwa makhluk hidup terbentuk dengan sendirinya.Teori ini disebut juga Teori Abiogenesis yang berarti makhluk hidup dapat terbentuk dari makhluk mati. Pendukung teori ini adalah Aristoteles, Thales, dan Anaximines.Thales menganggap kehidupan berasal dari air dan anaximines menganggap kehidupan berasal dari udara.
Teori asal usul kehidupan pada kategori kedua adalah Teori Biogenesis. Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzari Spalazano, dan Louis Pasteur. Fransisco Redi mengemukakan percobaan ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat ( Omne Vivum ex Ovo). Lazzaro Spalazani mengemukakan percobaan kaldu yang dididihkan dan ditutup rapat hanya akan membusuk bila dalam keadaan terbuka,harus ada jasad renik terlebih dahulu(Onme Ovum ex Vivo). Louis Pasteur mengemukakan percobaan yang sama dengan L. Spalazani namun menggunakan pipa leher angsa, yang kemudian berkesimpulan, untuk mendapatkan kehidupan harus ada kehidupan terlebih dahulu (Omne Vivum ex Vivo)
Teori asal usul kehidupan pada kategori ketiga adalah Teori Urey. Teori ini menjelaskan bahwa gas Metana(CH4), Amonia(NH3), Hidrogen(H2) dan Uap air (H20) yang diberi energi listrik dan radiasi sinar kosmik akan menghasilkankan terbentuknya senyawa organik misalnya asam amino yang merupakan komponen dasar protein. Protein adalah pembentuk protoplasma yang merupakan substansi dasar makhluk hidup.
Berbagai teori asal-usul kehidupan telah disusun oleh para pakar tetapi belum ada satupun teori yang diterima secara memuaskan oleh semua pihak.
Teori tentang asal-usul kehidupan yang pernah disusun oleh para ahli di antaranya:
1. Kehidupan diciptakan oleh zat supranatural (ghalib) pada saat istimewa (teori kreasi khas)
2. Kehidupan muncul dari benda tak hidup pada berbagai kesempatan (teori generatio spontanea)
3. Kehidupan tidak berasal-usul (keadaan mantap)
4. Kehidupan datang di planet ini dari mana saja (teori kosmozoan)
5. Kehidupan muncul berdasar hukum fisika-kimia (evolusi biokimia)
Kita akan membahas teori no. 2 (teori generatio spontanea) dan teori no. 5 (evolusi biokimia).
Teori Generatio Spontanea
Disebut juga teori Abiogenesis pelopornya seorang ahli filsafat zaman Yunani Kuno Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi begitu saja pendapat ini masih terus bertahan sampai abad kc 17 -18 Anthony van Leenwenhoek (abad ke 18) berhasil membuat mikroskop dan melihat jasad renik di dalam air bekas rendaman jerami penemuan Leeuwenhoek (salah seorang penganut teori abiogenesis) memperkuat teori generatio spontanea teori terbukti makhluk hidup berasal dari benda mati (jasad renik berasal dari air bekas rendaman jerarni).
Beberapa ahli berusaha mengadakan penelitian untuk menyangkal teori generatio spontanea antara lain Franscesco Redi, Spallanzani dan Louis Pasteur.
Percobaan Redi dan Spallanzani masih belum dapat menumbangkan teori generatio spontanea karena menurut pendapat para pendukung teori tersebut bahwa untuk dapat timbul kehidupan secara spontan dari benda mati diperlukan gaya hidup dan gaya hidup pada percobaan Spallanzani dan Redi tidak dapat melakukan fungsinya karena stoples dan labu percobaan tersumbat rapat-rapat.
Pasteur mencoba memperbaiki percobaan Spallanzani dengan menggunakan tabung kaca berbentuk leher angsa atau huruf S untuk menutup labu walaupun labu tersumbat udara sebagai “sumber gaya hidup” dapat masuk ke dalam labu. Dengan percobaan ini Pasteur berhasil menumbangkan teori generatio spontanea
Evolusi Kimia
Menerangkan bahwa terbentuknya senyawa organik terjadi secara bertahap dimulai dari bereaksinya bahan-bahan anorganik yang terdapat di dalam atmosfer primitif dengan energi halilintar membentuk senyawa-senyawa organik kompleks.
Stanley Miller mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala laboratorium. Ia merancang alat yang seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.
tabung miller
Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam alat. Air dipanasi sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai sumber energi yang bertindak sebagai “halilintar” agar gas-gas dan uap air bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul reaksi, terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan gula sederhana seperti ribosa.
Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks di dalam sistem kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.
Evolusi Biologi
Alexander Oparin mengemukakan di dalam atmosfer primitif bumi akan timbul reaksi-reaksi yang menghasilkan senyawa organik dengan energi pereaksi dari radiasi sinar ultra violet. Senyawa organik tersebut merupakan “soppurba” tempat kehidupan dapat muncul. Senyawa organik akhirnya akan membentuk timbunan gumpalan (koaservat). Timbunan gumpalan (koaservat) yang kaya akan bahan-bahan organik membentuk timbunan jajaran molekul lipid sepanjang perbatasan koaservat dengan media luar yang dianggap sebagai “selaput sel primitif” yang memberi stabilitas pada koaservat.
Meskipun begitu Oparin tetap berpendapat amatlah sulit untuk nantinya koaservat yang sudah terbungkus dengan selaput sel primitif tadi akan dapat menghasilkan “organisme heterotrofik” yang dapat mereplikasikan dirinya dan mengambil nutrisi dari “sop purba” yang kaya akan bahan-bahan organik dan menjelaskan mekanisme transformasi dari molekul-molekul protein sebagai benda tak hidup ke benda hidup.
Teori evolusi kimia telah teruji melalui eksperimen di laboratoriurn, sedang teori evolusi biologi belum ada yang menguji secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam teori itu benar, tetap saja belum dapat menjelaskan tentang dari mana dan dengan cara bagaimana kehidupan itu muncul, karena kehidupan tidak sekadar menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan lebih dari itu tidak hanya kehidupan biologis, tetapi juga kehidupan rohani yang meliputi moral, etika, estetika dan inteligensia.
Teori - teori asal usul kehidupan
Teori asal usul kehidupan pada kategori pertama adalah Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea. Teori Generatio Spontanea ini mengatakan bahwa makhluk hidup terbentuk dengan sendirinya.Teori ini disebut juga Teori Abiogenesis yang berarti makhluk hidup dapat terbentuk dari makhluk mati. Pendukung teori ini adalah Aristoteles, Thales, dan Anaximines.Thales menganggap kehidupan berasal dari air dan anaximines menganggap kehidupan berasal dari udara.
Teori asal usul kehidupan pada kategori kedua adalah Teori Biogenesis. Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzari Spalazano, dan Louis Pasteur. Fransisco Redi mengemukakan percobaan ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat ( Omne Vivum ex Ovo). Lazzaro Spalazani mengemukakan percobaan kaldu yang dididihkan dan ditutup rapat hanya akan membusuk bila dalam keadaan terbuka,harus ada jasad renik terlebih dahulu(Onme Ovum ex Vivo). Louis Pasteur mengemukakan percobaan yang sama dengan L. Spalazani namun menggunakan pipa leher angsa, yang kemudian berkesimpulan, untuk mendapatkan kehidupan harus ada kehidupan terlebih dahulu (Omne Vivum ex Vivo)
Teori asal usul kehidupan pada kategori ketiga adalah Teori Urey. Teori ini menjelaskan bahwa gas Metana(CH4), Amonia(NH3), Hidrogen(H2) dan Uap air (H20) yang diberi energi listrik dan radiasi sinar kosmik akan menghasilkankan terbentuknya senyawa organik misalnya asam amino yang merupakan komponen dasar protein. Protein adalah pembentuk protoplasma yang merupakan substansi dasar makhluk hidup.
10 Februari 2011
tak ada judul untuk sebuah kejujuran
Hanya catatan kecil ini yang tersisa disini. aku pun tak bisa memintamu untuk tidak pergi, karena aku bukanlah siapa - siapa bagimu. aku juga bukan orang yang kamu harapkan untuk ada dihidupmu,karena aku hanya orang biasa tak bermateri dan tak punya reputasi yang di pandang sebelah mata olehmu.
Aku tak tahu apa yang ada dalam hatimu, dan aku tak ingin mengetahuinya. aku hanya ingin dicintai olehmu. aku tak berharap terlalu banyak karena aku sadar aku siapa dan kamu siapa. mencintaimu memang selalu membuatku meneteskan air mata,tapi aku takkan menyesal karena rasa ini sangat indah untukku. aku juga takkan mendekatimu,aku tak mau merusak kebahagiaanmu dengannya. biarlah aku menjadi pengagummu untuk selamanya. menikmati keindahanmu dari sisi gelapku.
Mungkin ini salah,tapi ini adalah kejujuranku pada dirimu. bukan lebay atau sedikit naif,tapi ini memang kenyataan yang aku hadapi. aku tahu kamu sadar kalau aku mencintaimu,maafkan aku karena mencintaimu L . . .
Aku tak tahu apa yang ada dalam hatimu, dan aku tak ingin mengetahuinya. aku hanya ingin dicintai olehmu. aku tak berharap terlalu banyak karena aku sadar aku siapa dan kamu siapa. mencintaimu memang selalu membuatku meneteskan air mata,tapi aku takkan menyesal karena rasa ini sangat indah untukku. aku juga takkan mendekatimu,aku tak mau merusak kebahagiaanmu dengannya. biarlah aku menjadi pengagummu untuk selamanya. menikmati keindahanmu dari sisi gelapku.
Mungkin ini salah,tapi ini adalah kejujuranku pada dirimu. bukan lebay atau sedikit naif,tapi ini memang kenyataan yang aku hadapi. aku tahu kamu sadar kalau aku mencintaimu,maafkan aku karena mencintaimu L . . .
04 Februari 2011
chord lagu Us 4ever
Lizma
Intro: Em C G D
Dengar resapi camkan dan jangan berhenti
Karena sebuah pertanyaan perlahan menghampiri
Mendekat dan merusak sistem kerja otak kiri
Setiap detik berdetak menusuk-nusuk di hati
Dan kembali teringat raut wajahmu di angan
Taburan cinta mengikuti sebuah senyuman
Tapi dalam hati ini tak bisa ungkapkan
Nyaliku menciut, terlalu siang ‘tuk di ucapkan
Skali lagi ku ingin kau mengerti
Rasa cinta ini sungguh sangat menyakiti
Tapi, ku hanya makhluk yang tidak bermateri
Di pandang sebelah mata, tak punya reputasi
Mr. B:
Em C G D
Seakan mataku tertutup
Em C G D
Kuingin cinta ini dapat kau sambut
Em C G D
Harapkan prasaan ini kau tau
Em C G D
Sungguh ku ingin kau jadi miliku
Em C G D
Ingin skali kukatakan aku suka padamu
Namun cinta ini siksa jika aku ga’ ada kamu
Hendak jiwa kan mengikatmu di sisi
Namun berat tuk mengucap… cukup untuk ku kagumi
ABCD… kuharap kau mengerti
Semua ini bukan crita narasi deskripsi
Hanya perasaan suka namun sulit hati berkata
Bukan fiktif sdikit naïf hanya sebuah realita
Cinta ini derita kuharap kau juga merasa
Apa yang kurasa tanpa banyak tanda tanya
Rasa ini fakta… selektif bukan posesif
Ku tak ingin berdusta ….. ku cinta kau Lizma…
Back To Mr. B:
Bridge: C D 3x
Em
Apa arti cinta kala Viagra bagai sebuah media
Cinta pelepas birahi tanpa ada ikatan jiwa dan raga (memang gila!)
Aku dan kalian semua berbeda, pandangan ku takkan pernah sama
Melirik arti cinta hanya dengan pandangan sebelah mata
Tak seorang pun brani menuduhku bahkan mem-vonis diriku salah
Karena apa yang ku cari dan ku rasa tak menghasilkan apa-apa, karena
Cinta tercipta sbagai pemuas nafsu belaka
Takkan mengerti arti cinta.. karna kau hanyalah Lizma…
Back To Mr. B: (Repeat 2x)
Intro: Em C G D
Dengar resapi camkan dan jangan berhenti
Karena sebuah pertanyaan perlahan menghampiri
Mendekat dan merusak sistem kerja otak kiri
Setiap detik berdetak menusuk-nusuk di hati
Dan kembali teringat raut wajahmu di angan
Taburan cinta mengikuti sebuah senyuman
Tapi dalam hati ini tak bisa ungkapkan
Nyaliku menciut, terlalu siang ‘tuk di ucapkan
Skali lagi ku ingin kau mengerti
Rasa cinta ini sungguh sangat menyakiti
Tapi, ku hanya makhluk yang tidak bermateri
Di pandang sebelah mata, tak punya reputasi
Mr. B:
Em C G D
Seakan mataku tertutup
Em C G D
Kuingin cinta ini dapat kau sambut
Em C G D
Harapkan prasaan ini kau tau
Em C G D
Sungguh ku ingin kau jadi miliku
Em C G D
Ingin skali kukatakan aku suka padamu
Namun cinta ini siksa jika aku ga’ ada kamu
Hendak jiwa kan mengikatmu di sisi
Namun berat tuk mengucap… cukup untuk ku kagumi
ABCD… kuharap kau mengerti
Semua ini bukan crita narasi deskripsi
Hanya perasaan suka namun sulit hati berkata
Bukan fiktif sdikit naïf hanya sebuah realita
Cinta ini derita kuharap kau juga merasa
Apa yang kurasa tanpa banyak tanda tanya
Rasa ini fakta… selektif bukan posesif
Ku tak ingin berdusta ….. ku cinta kau Lizma…
Back To Mr. B:
Bridge: C D 3x
Em
Apa arti cinta kala Viagra bagai sebuah media
Cinta pelepas birahi tanpa ada ikatan jiwa dan raga (memang gila!)
Aku dan kalian semua berbeda, pandangan ku takkan pernah sama
Melirik arti cinta hanya dengan pandangan sebelah mata
Tak seorang pun brani menuduhku bahkan mem-vonis diriku salah
Karena apa yang ku cari dan ku rasa tak menghasilkan apa-apa, karena
Cinta tercipta sbagai pemuas nafsu belaka
Takkan mengerti arti cinta.. karna kau hanyalah Lizma…
Back To Mr. B: (Repeat 2x)
Langganan:
Postingan (Atom)