11 Februari 2011

asal usul kehidupan part 2

Teori Abiogenesis
Teori Abiogenesis dikemukakan oleh Aristoteles (384 - 332 SM). Menurutnya, makhluk hidup itu terjadi secara spontan. Teori ini disebut teori generatio spontanea (makhluk hidup terjadi secara spontan). Pada abad XVIII Anthony van Leeuweenhoek (1632-1723) yang berkebangsaan Belanda berhasil membuat mikroskop. Dengan mikroskop ini ia dapat mengamati jasad-jasad renik yang ada dalam air bekas rendaman jerami. Dalam pengamatannya ia menemukan bahwa jasad-jasad renik itu berasal dari rendaman jerami (rendaman jerami maksudnya benda mati). Penemuan ini memperkuat teori Abiogenesis yang diungkapkan Aristoteles sebelumnya.



Pada tahun 1745 John Nedhaam (1713-1781) melakukan penelitian untuk membuktikan Teori Abiogenesis. Ia memasak sepotong daging dengan maksud untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada dalam dading tersebut. Setelah itu daging yang telah dimasak tadi ditaruh dalam stoples dan dibiarkan terbuka. Dalam pengamatan terhadap stoples tersebut ia menemukan adanya makhluk hidup (mikroorgamisme). Dari pengamatan ini ia menyimpulkan mikroorgamisme yang ada pada daging berasal dari daging.

Teori Biogenesis
Teori Abiogenesis yang dikemukakan oleh Aristoteles yang kemudian diperkuat oleh Leeuweenhoek dan Nedhaam, menjadi perdebatan selama ribuan tahun. Ilmuwan lain tidak tinggal diam dengan penemuan tersebut sebab penemuan menurut Teori Abiogenesis itu belum tentu benar. Salah satunya adalah Fransisco Redi (1627-1698) yang berkebangsaan Italia menentang teori yang diungkapkan oleh Aristoteles. Untuk membuktikan kesalahan pendapat Aristoteles. Ia melakukan eksperimen dengan menggunakan sebuah stoples yang diisi daging. Stoples I ditutup dengan kain kasa sedangkan stoples II dibiarkan terbuka. Beberapa hari kemudian pada stoples I belum dijumpai adanya mikroba sedangkan pada stoples II telah dijumpai adanya mikroba (ulat). Ulat ini tentu saja berasal dari telur lalat yang menghinggapi daging tersebut. Dari penelitiannya ini Fransisco Redi berpendapat bahwa makhluk hidup itu berasal dari makhluk hidup juga (ulat berasal dari telur lalat).


Ilmuwan lain yang menentang kebenaran Teori Abiogenesis adalah Lazzaro Spallanzani (1729-1799). Dalam percobaannya ia mengadakan eksperimen dengan menggunakan 2 buah labu yang diisi air kaldu. Labu I diisi air lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka. Labu II juga diisi air tetapi ditutup rapat-rapat. Untuk mencegah masuknya udara ke dalam Labu II, Spallanzani mengolesi mulut labu dan penutupnya dengan parafin cair. Tujuannya agar Labu II bebas dari udara luar. Setelah ia yakin benar bahwa labu II telah bebas dari udara bebas, kemudian dipanaskan.Kedua labu yang telah dipanaskan ini kemudian dibiarkan beberapa (Labu I terbuka dan Labu II tertutup rapat). Ternyata air kaldu pada Labu I menjadi lebih keruh dan baunya berubah. Sedangkan labu II airnya tetap seperti semula. Ia menyimpulkan bahwa eksperimen yang dilakukan oleh Leeuvanhoek adalah mikroorgamisme yang ada dalam rendaman jerami itu berasal dari makhluk hidup juga dan bukan dari rendaman jerami.

Pada tahun 1864 seorang Ilmuwan Prancis yang bernama Louis Pasteur (1822-1895), menyempurnakan percobaan yang dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani. Percobaan ini dilakukan karena ia mengganggap bahwa Teori Abiogenesis itu belum tentu benar. Ia mengadakan percobaan dengan menggunakan labu berleher angsa. Labu ini diisi air kaldu. Maksud dari penggunaan labu berleher angsa ini adalah untuk mencegah mikroorganisme masuk ke dalam labu. Kalau ada organisme (termasuk abu/benda mati) yang hendak masuk ke dalam labu, maka akan tertahap di mulut labu tersebut. Dalam percobaan ini Pasteur mengisi labu dengan air kaldu dan dididihkan agar labu menjadi steril. Setelah itu labu didinginkan dan dibiarkan selama beberapa hari. Ternyata, air kaldu dalam labu tetap menjadi jernih. Sebaliknya, air kaldu didekatkan ke leher labu (sedikit ditumpahkan), air kaldu dalam labu menjadi keruk. Hal inilah yang memperkuat dugaan Pasteur bahwa organisme ulat tidak berasal dari benda mati. Spallanzani berpendapat bahwa organisme (ulat) dalam air kaldu harusnya berasal dari organisme yang ada sebelumnya yaitu telur, dengan kata lain organisme berasal dari telur. (omne vivum ex ovo).

Dari percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, Lazzaro Spallanzani dan Fransisco Redi menggugurkan teori Abiogenesis, dan melahirkan konsep baru dengan slogan omne ovum ex vivo dan omne vivum ex ovo (telur berasal dari makhluk hidup dan makhluk hidup itu berasal dari telur).

Awal Kehidupan Menurut Al Qur'an
Kitab suci Al Qur'an yang merupakan kitab suci umat islam yang sejak abad VII Masehi sebenarnya telah menerangkan kepada kita bahwa makhluk hidup itu juga berasal dari makhluk hidup. Dalam Al Qur'an Surat Ar Ruum (30: 19) Allah berfirman:

Artinya:
Dialah (Allah) yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kabur). (Q.S. Ar Ruum, 30: 19).

Dari ayat di atas kalau kita lihat sepintas bahwa Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati, ini berarti bahwa makhluk hidup keluar/berasal dari yang mati. Namun maksud dari ayat ini tidaklah demikian. Yang mati di sini adalah bisa diibaratkan sebuah telur yang mengeluarkan anak ayam (anak ayam keluar dari telur). Kata "mati" dari kata "Almaiti" yang berarti mayat atau mati. Dari mana asal mayat tentu dari yang hidup. Kata "almaiti" juga bisa diartikan sebagai bangkai atau tumbuhan yang telah lapuk. Selain itu juga bisa berarti benda-benda lain yang telah lapuk karena proses perkaratan/pelapukan atau karena proses sintesis dari bakteri. Pelapukan ini tentu menjadikan tanah yang subur. Hal ini membuktikan bahwa makhluk hidup itu tetap berasal dari makhluk hidup sebelumnya dan bukan dari benda mati.

Pada kalimat "mengeluarkaan yang mati dari yang hidup" bisa dicontohkan teluar ayam keluar dari induknya. Tumbuhan yang tumbuh di tanah subur bisa berarti makhluk hidup tumbuh (berasal) di atas benda mati (tanah). Tanah yang subur membuat tanaman/pohon yang tumbuh subur. Lantas dari manakah asal kehidupan pertama kali jika kehidupan itu berasal dari kehidupan sebelumnya juga? Tentunya Allah-lah yang menjadikan kehidupan pertama kali. Dari zat hidup inilah kehidupan terus-menerus berlangsung. Dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup itu berasal dari makhluk hidup yang ada sebelumnya.
Jika kita perhatikan slogan dari teori Biogenesis yakni omne ovum ex vivo dan omne vivum ex ovo tentulah sama dengan ayat dalam Surat Ar Ruum di atas yakni makhluk hidup keluar dari yang mati (anak ayam berasal dari telur: omne vivum ex ovo) dan yang mati keluar dari makhluk hidup (telur berasal dari makhluk hodup: omne ovum ex vivo).

Wallaahu A'lamu bissawaab!
Teori Asal Mula Kehidupan
Teori Cosmoza menyatakan bahwa makhluk hidup datang di bumi dari bagian lain alam semesta ini.
Teori Pfluger menyatakan bahwa bumi berasal dari materi yang sangat panas sekali, kemudian bahan yang mengandung karbon(C), nitrogen(N) dan senyawa cyanogen(CN) membentuk protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup.
Teori Moore menyatakan bahwa hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorganik pada saat bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses dalam larutannya yang labil. Bila fase keadaan kompleks itu muncul, terbentuklah makhluk hidup.
Teori Allen menyatakan bahwa Energi matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi N,C,H,O, dan S dalam air membentuk protoplasma benda hidup.
Teori Transedental menyatakan bahwa benda hidup diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa diluar jangkauan sains.
Generatio Spontania (Aristoteles) menyatakan bahwa berdasarkan pengamatan, benda-benda hidup dapat timbul dari benda tak hidup. Selanjutnya oleh Harold Urey(1893), AJ. Oparin(1924), Stanley Miller(1936).
Jasad hidup sebagian besar tersusun atas ptotein. Protein tersusun atas asam amino, asam amino jika dipecah: CH4, H2O,H2, NH3 yang semuanya terdiriatom dasar: C,H,O,N

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini